Asal Usul atau Sejarah Qurban

Asal Usul atau Sejarah Qurban

Di saat hari Qurban, kita semua pasti melihat sapi dan kambing disembelih. Tapi, apakah salah satu dari kalian ada yang tahu bagaimana asal usul atau sejarah Qurban? Maka dari itu, kita akan membahasnya.

Sejarah Qurban

Asal usul ibadah Kurban dalam agama Islam secara umum dimulai sejak zaman Nabi Adam. Namun secara syar’i atau secara khusus biasanya ibadah Kurban dikaitkan dengan peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail.

Peristiwa penyembelihan yang dilakukan Nabi Ibrahim terhadap anaknya dimulai dari mimpi Nabi Ibrahim AS.

Dalam mimipi tersebut Nabi ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih anaknya.

Kemudian Nabi Ibrahim AS membawa Ismail ke suatu tempat yang sunyi di Minda. Sebelum penyembelihan dilaksanakan, Ismail mengajukan tiga syarat yakni :

1. Sebelum meneyembelih, hendaknya Nabi Ibrahim menajamkan pisaunya agar Ismail cepat mati dan tidak timbul rasa kasihan maupun penyesalan dari ayahnya.

2. Ketika disembelih, muka Ismail harus ditutupi agar tidak timbul rasa ragu dalam hati ayahnya karena rasa kasihan melihat wajah anaknya.

3. Bila penyembelihan telah selesai, agar pakaian Ismail dibawa ke hadapan ibunya, sebagai bukti bahwa Qurban telah dilaksanakan.

Dikisahkan bahwa Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail berkumpul kembali setelah beberapa waktu hingga kegembiraan Ibrahim terganggu oleh mimpinya yang menakutkan.

Dalam mimpinya Nabi Ibrahim mendapat wahyu bahwa ia harus mengurbankan Nabi Ismail kepada Allah.

Mimpi ini begitu mengusiknya, betapa tidak, sudah lama Nabi Ibrahim menantikan memiliki anak, begitu dikaruniai anak—Nabi Ibrahim harus berpisah dengan Ismail selama 12 tahun, dan begitu Ismail berumur 13 tahun ada perintah untuk mengkurbankan anak satu-satunya itu.

Setelah Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi Rasulullah, bersamaan dengan perintah melaksanakan Shalat “Idul Adalha pada tahun pertama sesampai beliau di Madinah, maka perintah melaksanakan ibadah qurban itu dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik.

Demikian pembahasan dari kami, mohon maaf kalau ada salah kata atau perkataan yang tidak mengenakan, semoga pembahasan ini bermanfaat bagi para pembaca. Kami mohon untuk undur diri, sekian dari kami.

Assalamu’alaikum wr. wb

Home

Laporan

Donasi

Blog

Chat