Mengapa Islam Selalu Mengajarkan untuk Memberi ?

Mengapa Islam Selalu Mengajarkan untuk Memberi ?

Islam Selalu Mengajarkan untuk Memberi  – Sikap sama-sama peduli dan saling menolong menjadi satu diantara ciri khas dalam budaya Islam. Ini karena Allah langsung mengamanatkannya dalam dalil Alquran ke semua umat manusia.

Tidak sangsi, perintah saling menolong dalam agama ini sering dicontohkan dalam tindakan kepedulian. Cukup banyak misalkan, di Indonesia, kehadiran lembaga-lembaga filantropi diusung oleh semangat kepedulian dan sikap saling menolong yang tinggi.

Budaya bergotong-royong dan ikut serta mengulurkan kontribusi dalam Islam diaplikasikan di beberapa lini. Tidak terkecuali dalam elemen faktor ekonomi syariah. Di mana kepedulian dalam kasus ekonomi ditonjolkan dengan berhati-hati dalam ambil langkah ekonomi supaya tidak bikin rugi atau menzhalimi ekosistem dan penduduknya.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat dalam bukunya dengan judul Ungkapan Hikmah menjelaskan, menolong teman dekat atau orang sekeliling sama juga sebagai perlakuan menyebar vibrasi syukur ke Allah SWT. Energi ketulusan dalam kontribusi itu akan menyebar ke orang-orang yang ditolong.

Ia menerangkan, telah sepatutnya manusia mengucapkan syukur karena Allah SWT bisa memberinya kesempatan padanya untuk memberikan bantuan kepada seseorang. Bukan malah minta ke seseorang untuk mengucapkan syukur dan mengucapkan terima kasih ke kita.

Selanjutnya ia menerangkan, memberi suatu hal ke seseorang tidak berarti kita jadi rugi. Bila manusia menghitungnya dengan materi dan perhitungan matematis, kata dia, mungkin manusia akan memberikan ke orang lain lalu berkata apa yang dimiliki akan berkurang.

Padahal hakikatnya sikap memberi itu tidak benar-benar merugi. Asal nilai pemberian itu didasari dengan ketulusan, keikhlasan, dan keimanan. Menolong dalam kebaikan—seberapapun besar dan kecil nilainya—akan berasa ringan jika dilaksanakan dengan ikhlas dan tulus.

Toh, umat Islam sering diperkenalkan sejak awal kali berkenaan filosofi kepemilikan. Jika sebenarnya apapun yang kita punyai di dunia, baik itu yang berupa bentuk jasmani sampai materi, hanya ialah titipan Allah SWT. Dengan titipan itu, manusia diminta pertanggung jawabnya nantinya di akhirat.

Dengan mengetahui jika apa yang kita punyai hanya titipan Allah semata-mata, karena itu budaya sama-sama share dan perduli dalam Islam pun begitu kuat. Bahkan juga dalam hadis, Rasulullah berbicara jika siapa yang melapangkan satu kesulitan dunia dari seorang Muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesulitan dirinya pada hari kiamat. Itulah mengapa islam selalu mengajarkan untuk memberi.

Home

Laporan

Donasi

Blog

Chat