Orang-orang yang Doanya Mustajab

ykbik.or.id, Bekasi Doa merupakan harapan, keinginan yang dimintakan kepada Allah karena merasa diri lemah dan hina. Salah satu pengharapan supaya tercapai sesuatu yang diinginkan dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkannya. Para ulama mengajarkan untuk selalu berdo’a. Saat seorang hamba tidak berdo’a, maka dianggap sebagai orang yang sombong. Karena merasa bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, seakan tidak membutuhkan bantuan dari Allah SWT. Tak heran bila sebagian ulama memaknai do’a sebagai bentuk ekspresi kebutuhan hamba-Nya kepada Allah SWT.

Namun, tahukah kamu, bahwa ada beberapa orang yang do’anya mustajab, siapa saja? Yuk simak dibawah ini

  • Do’a orang yang sedang diberi ujian sakit

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا دخلت على مريض فمره فليدع لك، فإن دعاءه كدعاء الملائكة

“Umar bin Khatab berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila kamu mengunjungi orang sakit, mintalah ia untuk mendoakanmu, karena sesungguhnya doa mereka sama dengan doa malaikat.” (HR. Ibn Majah).

Meminta doa kepada orang sakit merupakan satu hal yang sering dilupakan oleh kita, padahal doa orang sakit itu laksana doa malaikat. Mengapa demikian? Karena kebanyakan dari orang yang sakit hanya sibuk dengan mengingat Allah dengan caranya, tidak beraktifitas padat layaknya orang sehat biasanya.

  • Do’a orang yang teraniaya atau terzalimi

وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ، وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَوَاتِ، وَيَقُولُ الرَّبُّ: وَعِزَّتِي وَجَلَالِي، لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

“Doa orang yang terzalimi di bawa ke atas awan, dibukakan untuknya pintu langit, maka Tuhan-pun berkata: Dengan kemuliaaan-Ku dan kebesaran-Ku, Aku pasti akan menolongmu, walaupun nanti.”

Hal itu disebabkan karena saat orang terzalimi yang hatinya hancur berdo’a, dia berdo’a dalam keadaan sangat membutuhkan, mendesak, sekaligus merendahkan diri di hadapan Allah semata, posisinya lemah, dia tidak memiliki penolong lain selain Allah demi memutus tali kezaliman atas dirinya.

  • Do’a orang tua terhadap anak (terutama ibu)

Doa orang tua kepada anaknya itu mustajab. Baik doa ayah maupun doa ibu. Namun doa ibu lebih mustajab lagi. Al   Munawi rahimahullah menjelaskan:

“(Do’a orang tua kepada anaknya) diijabah karena rasa sayang orang tua yang tulus kepada anaknya, dan orang tua banyak mendahulukan anaknya daripada dirinya sendiri. Sehingga kita doa disertai rasa sayang yang tulus, mengakibatkan dikabulkan doanya.”

  • Do’a pemipin yang adil berdo’a untuk rakyat

Diriwayatkan Imam Baihaqi dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang do’anya tidak ditolak Allah Ta’ala, orang yang banyak berzikir, orang yang dizalimi, dan pemimpin yang adil.”

  • Do’a orang yang bermusafir

Orang yang melakukan perjalanan karena Allah Swt senantiasa diijabah do’anya. Landasannya, karena orang yang bepergian sering kali merasakan kesulitan sehingga ia akan lebih mudah pasrah dan tunduk pada Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:

“Safar itu separuh dari siksaan, seseorang dari kalian akan terhalang untuk tidur dan makan. Maka apabila keperluannya telah selesai, hendaklah ia segera kembali pada keluarganya.” (HR Bukhari)’

  • Do’a orang yang sedang berpuasa

Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak ditolak doanya, orang yang berpuasa sampai berbuka, pemimpin yang adil dan oang yang dizalimi.” (Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

  • Do’a seorang muslim terhadap saudaranya dari tempat yang jauh

Tidaklah seorang muslim berdo’a untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : “Amin, dan bagimu seperti yang kau do’akan“. [Shahih Muslim, kitab Do’a wa Dzikir bab Fadli Do’a fi Dahril Ghalib].

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh sebab itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya. [Syarh Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi 17/49].

Home

Laporan

Donasi

Blog

Chat