Apakah Harus Qurban Setiap Tahun?

Apakah Harus Qurban Setiap Tahun?

Pertanyaan seperti ini sering banget muncul menjelang Idul Adha. Apa kita wajib qurban setiap tahun? Kalau belum mampu, bagaimana? Apakah dosa kalau tahun ini nggak ikut berqurban?Yuk, kita bahas tuntas dalam artikel ini, biar Sobat YKB bisa lebih tenang dan mantap dalam menjalankan ibadah qurban.

Qurban berasal dari kata qaruba yang berarti mendekat. Ibadah ini adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT, dengan menyembelih hewan tertentu pada hari Idul Adha dan hari tasyrik.

Ini adalah syariat yang Allah ajarkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS, ketika beliau diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai ujian keimanan. Namun kemudian digantikan dengan hewan sembelihan sebagai bentuk kasih sayang Allah.

Baca juga : Cara menyembelih hewan qurban yang baik dan benar

Jawabannya: tidak wajib setiap tahun, namun jika Sobat mampu, sangat dianjurkan untuk melakukannya secara rutin setiap Idul Adha.

Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan qurban selama hidupnya, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun. Dalam sebuah hadits:

“Barang siapa memiliki kelapangan (harta) tetapi tidak berqurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami.”(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalil Qurban

Hukum qurban dalam Islam secara umum adalah sunah muakkad, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan. Pendapat ini dikukuhkan oleh para ulama besar seperti Imam Malik, Imam Hambali, dan Imam Syafi’i, yang menyebutkan bahwa berkurban adalah sunah muakkad bagi yang mampu. Bahkan, bagi yang sengaja meninggalkannya tanpa uzur, hukumnya bisa menjadi makruh. Kedua sahabat Rasulullah, yakni Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab dikisahkan tidak melaksanakan qurban secara rutin setiap tahun, meskipun mereka mampu. Hal ini sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak dianggap sebagai kewajiban oleh umat, padahal statusnya sunah.

Tenang Sobat YKB, Islam nggak memberatkan. Kalau belum mampu qurban sendiri, kamu bisa ikut patungan qurban sapi bersama sahabat lainnya. Ini adalah solusi mudah dan sah secara syariat.

Patungan qurban sapi adalah cara berqurban bersama-sama dengan maksimal 7 orang dalam 1 ekor sapi, sesuai dengan syariat Islam. Jadi, satu ekor sapi bisa dibagi untuk 7 orang peserta qurban. Masing-masing peserta tetap mendapatkan pahala qurban penuh.

Patungan qurban sapi dibolehkan berdasarkan hadits dari Jabir bin Abdillah RA, beliau berkata:

“Kami pernah menyembelih bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada tahun Hudaibiyah satu ekor unta untuk tujuh orang dan satu ekor sapi untuk tujuh orang.”(HR. Muslim no. 1318)

Baca juga : Bolehkah qurban untuk orang yang sudah meninggal?

Boleh. Tidak ada dalil yang mewajibkan qurban setiap tahun. kalau mampu, sangat dianjurkan untuk berqurban setiap tahun di hari Idul Adha. Tapi kalau belum mampu atau baru bisa sekali dalam seumur hidup, tetap boleh dan tetap berpahala. Jadi, qurban sekali seumur hidup tetap sah dan berpahala, tapi kalau kamu punya kemampuan lebih, akan jauh lebih baik jika dilakukan setiap tahun sebagai bentuk syukur dan berbagi kepada sesama.

Bolehkah Qurban untuk Orang yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasannya

Bolehkah Qurban untuk Orang yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasannya

Setiap menjelang Idul Adha , banyak dari kita yang ingin menghadiahkan pahala qurban untuk orang tua, saudara, atau kerabat yang sudah meninggal dunia. Tapi, muncul pertanyaan penting nih, Boleh nggak sih qurban atas nama orang yang sudah wafat?

Jawabannya, boleh bangett. Bahkan bisa menjadi bentuk cinta, bakti, dan amal jariah yang terus mengalir pahalanya.

Dalam hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad, diceritakan bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

“Rasulullah SAW mewasiatkan saya agar saya menyembelih qurban atas nama beliau. Maka saya pun selalu menyembelih qurban atas nama beliau (setelah beliau wafat).” (HR. Abu Daud dan Ahmad, dinilai shahih oleh sebagian ulama)

Hadits ini jadi dasar bahwa berqurban untuk orang yang sudah meninggal diperbolehkan, bahkan bisa jadi bentuk sedekah dan doa kebaikan.

Mayoritas ulama dari mazhab Syafi’i, Hambali, dan Hanafi sepakat membolehkan qurban untuk orang yang sudah wafat, baik ada wasiat dari yang meninggal maupun tidak, selama qurban itu dari harta orang yang masih hidup dan diniatkan untuk kebaikan almarhum

Namun, ada juga yang menyarankan agar lebih baik menggunakan harta yang memang sudah diwasiatkan sebelumnya.

Qurban orang sudah meninggal

Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat. Pertama , niat qurban harus berasal dari orang yang masih hidup, seperti anak atau kerabat, yang ingin menghadiahkan pahala qurban kepada almarhum. Kedua, pelaksanaan qurban ini tidak boleh diambil dari harta warisan kecuali sebelumnya almarhum telah berwasiat untuk berqurban. Jika tidak ada wasiat, maka penggunaan harta warisan wajib menyita semua ahli waris. Ketiga , qurban dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan sebagai bentuk cinta serta doa untuk yang telah wafat, bukan sebagai tradisi atau kebiasaan turun-temurun. Keempat , apabila dilakukan dalam bentuk gabungan qurban seperti sapi, maka orang yang telah meninggal boleh diikutsertakan sebagai salah satu dari tujuh nama yang berqurban.

Baca juga : Asal usul atau sejarah qurban

Kalau mau berqurban atas nama orang yang sudah meninggal, cukup niat dalam hati aja, misalnya:

Nawaitu al-udhiyyah al-muakkadah an … (nama orang yang meninggal) li-llahi ta’ala”

Saya niat berqurban ini untuk almarhumah ibu (misal Siti Nurhaliza) karna Allah taala.

”Nggak perlu diucapkan secara lisan, karena niat itu tempatnya di hati. Yang penting, diniatkan karena Allah dan untuk menghadiahkan pahala qurban.

Baca juga : Cara menyembelih hewan qurban yang baik dan benar

Qurban untuk orang yang sudah meninggal adalah cara kita untuk tetap menyambung doa, cinta, dan kebaikan kepada mereka yang telah lebih dulu pergi.Semoga qurban kita diterima, dan menjadi pahala yang terus mengalir, baik untuk kita maupun untuk mereka yang kita cintai.

Zakat dan Sedekah Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Zakat dan Sedekah Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam dianjurkan untuk saling berbagi dan membantu sesama. Dua amalan yang sering kita dengar adalah zakat dan sedekah. Namun, masih banyak yang bingung: zakat dan sedekah mana yang harus didahulukan? Apakah sedekah bisa menggantikan zakat? Mari kita bahas secara lengkap dan mudah dipahami.

Apa Itu Zakat dan Sedekah?

Zakat secara bahasa berarti penyucian. Dalam istilah syar’i, zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang telah memenuhi syarat (nisab dan haul) dan diberikan kepada delapan golongan (asnaf) yang berhak menerimanya.

  • Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat...”(QS. Al-Baqarah: 110)

Sedekah adalah pemberian sukarela yang tidak terikat jumlah, waktu, ataupun penerima tertentu. Bahkan senyum dan bantuan tenaga pun bisa dianggap sebagai sedekah.

  • “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.”(HR. Tirmidzi)

Perbedaan Zakat dan Sedekah

Perbedaan zakat dan sedekah

Zakat dan Sedekah Mana yang Harus Didahulukan?

Zakat merupakan kewajiban utama dan termasuk dalam rukun Islam. Maka dari itu, zakat harus diprioritaskan sebelum bersedekah. Sedekah adalah amalan tambahan yang menyempurnakan.

  • “Tidak ada Islam bagi orang yang tidak menunaikan zakatnya.”(HR. Thabrani)

Bersedekah tanpa membayar zakat tidak menggugurkan kewajiban zakat. Maka, penting bagi setiap Muslim untuk memastikan dirinya telah menunaikan zakat apabila telah memenuhi syarat.

baca juga : Penyaluran Zakat Fitrah Untuk Dhuafa

Jika Hanya Bersedekah Tapi Tidak Berzakat?

Islam menekankan bahwa zakat adalah kewajiban. Seseorang yang hanya bersedekah tapi meninggalkan zakat tetap dianggap belum memenuhi kewajibannya. Bahkan Allah mengingatkan:

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.”(QS. At-Taubah: 34-35)

Zakat adalah fondasi, sedekah adalah penyempurna. Saat keduanya dilakukan, manfaatnya akan semakin luas, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat. Allah pun menjanjikan ganjaran besar

baca juga : Bantuan sumur air untuk ponpes

Yuk, Mulai dari Sekarang

Zakat dan sedekah mana yang harus didahulukan

Mari tunaikan zakat terlebih dahulu jika sudah memenuhi syarat, dan sempurnakan dengan sedekah. Jangan tunda kewajiban, dan jangan lewatkan kesempatan pahala yang terus mengalir.

Yayasan Komitmen Bersama membuka pintu bagi para dermawan yang ingin menunaikan zakat maupun sedekah melalui program kemanusiaan dan pendidikan anak yatim. Mari jadi bagian dari kebaikan, dengan donasi mudah melalui :

🌐 Website: ykbik.or.id

🏦 Rekening BSI: 717 711 5309 a.n Yayasan Komitmen Bersama

Dengan zakat kita bersihkan harta, dengan sedekah kita tebarkan cinta.

Tata Cara Sholat Idul Fitri Lengkap Dengan Bacaan dan Manfaatnya

Tata Cara Sholat Idul Fitri Lengkap Dengan Bacaan dan Manfaatnya

Halo Sobat YKB, Menjelang Hari Raya Idul Fitri, penting banget nih buat kita memahami tata cara sholat Idul Fitri dengan benar. Artikel ini bakal ngebahas secara lengkap. Yuk simak bareng-bareng

Cara sholat idul fitri

Idul Fitri adalah momen yang ditunggu-tunggu umat Muslim setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan. Salah satu amalan utama yang dilakukan saat Idul Fitri adalah sholat Idul Fitri. Sholat idul Fitri merupakan bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas kesempatan menjalani ibadah puasa dan merayakan kemenangan melawan hawa nafsu.

Baca Juga : Penyaluran Kado Lebaran Pejuang Nafkah Keluarga

Berikut Tata Cara Sholat Idul Fitri Lengkap

Cara sholat idul fitri

1. Niat sholat idul Fitri : Sebelum memulai sholat, pastikan kamu berniat dalam hati untuk melaksanakan sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala. Berikut lafaz niatnya:

  • Untuk Imam: Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini imâman lillâhi ta’âlâ. Artinya: “Aku berniat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
  • Untuk Makmum: Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini ma’mûman lillâhi ta’âlâ. Artinya: “Aku berniat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

2. Takbiratul Ihram : Setelah niat, lakukan takbiratul ihram dengan mengucapkan “Allahu Akbar” sambil mengangkat kedua tangan.

3. Doa Iftitah : Bacalah doa iftitah sebagai pembuka sholat. Berikut salah satu bacaan doa iftitah:

Allahu akbar kabîran walhamdulillâhi katsîran wa subhânallâhi bukratan wa asîlâ.Artinya: “Allah Maha Besar dengan kebesaran yang agung, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang.”

4. Takbir Tambahan pada Rakaat Pertama

Setelah doa iftitah, lakukan takbir tambahan sebanyak tujuh kali. Di antara setiap takbir, disunnahkan membaca: Subhânallâh walhamdulillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar.

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

5. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek

Setelah takbir tambahan, bacalah Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan surat pendek seperti Al-Ghasyiah atau surat Al-A’la

6. Rukuk, I’tidal, Sujud, dan Duduk di Antara Dua Sujud

Lakukan gerakan sholat seperti biasa.

7. Takbir Tambahan pada Rakaat Kedua

Setelah berdiri untuk rakaat kedua, lakukan takbir tambahan sebanyak lima kali. Di antara setiap takbir, bacaan yang disunnahkan sama seperti pada rakaat pertama. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek.

8. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek

Setelah takbir tambahan, bacalah Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan surat pendek.

9. Rukuk, I’tidal, Sujud, Duduk di Antara Dua Sujud, Tasyahhud Akhir, dan Salam

Lanjutkan dengan gerakan sholat seperti biasa hingga tasyahhud akhir dan diakhiri dengan salam.

10. Khutbah Idul Fitri

Setelah sholat, disunnahkan untuk mendengarkan khutbah Idul Fitri yang disampaikan oleh khatib.

Tujuan Dan Manfaatnya

Idul Fitri bukan hanya ibadah sunnah, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi umat Muslim.

  1. Setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan, sholat Idul Fitri menjadi wujud rasa syukur kepada Allah atas nikmat dan keberkahan yang diberikan.
  2. Sholat idul fitri menjadi pengingat bahwa setiap Muslim harus terus meningkatkan keimanan dan ketakwaannya, tidak hanya di bulan Ramadan tetapi juga sepanjang tahun.
  3. Selain membayar zakat fitrah, melaksanakan sholat Idul Fitri menjadi bagian dari kesempurnaan ibadah Ramadan.
  4. Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani puasa. Sholat ini menjadi simbol kebahagiaan dan pembebasan dari dosa yang telah diampuni oleh Allah.

baca juga: penyaluran Kado Lebaran Dhuafa Lansia

Sobat YKB, memahami dan melaksanakan sholat Idul Fitri dengan benar adalah bagian dari pengamalan ajaran Islam yang sempurna. Semoga bisa membantu kamu dalam mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh keberkahan.

Cara Sedekah Terbaik di Bulan Ramadhan

Cara Sedekah Terbaik di Bulan Ramadhan

Alhamdulillah, kita kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh ampunan dan keberkahan. Ini adalah saat terbaik untuk memperbanyak amal kebaikan, termasuk bersedekah. Di bulan ini, Allah SWT melipatgandakan pahala setiap amal, menjadikan sedekah sebagai peluang emas untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Sobat ykb, ada banyak cara sedekah terbaik di bulan ramadhan. Mulai dari membantu anak yatim, dhuafa, mendukung pendidikan, hingga menyebarkan Al-Qur’an ke rumah-rumah ibadah. Yuk, kita bahas satu per satu.

1. Memberi Makan untuk Berbuka Puasa

Sedekah Tebaik Bulan Ramadhan

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka puasa bagi orang lain, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikit pun.” (HR. Tirmidzi)

Sedekah terbaik di bulan Ramadhan yang pertama adalah memberi makan orang berbuka puasa, kamu bisa berbagi paket makanan sehat untuk anak yatim dan dhuafa, atau mengirimkan sembako untuk keluarga yang membutuhkan. Meski sederhana, makanan yang Sobat berikan bisa jadi sumber kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka.

2. Menyantuni Anak Yatim dan Dhuafa

Menyantuni anak yatim dhuafa

Anak yatim dan dhuafa sering kali menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan menyisihkan sedikit rezeki untuk mereka, Sobat bisa menjadi sebab kebahagiaan dan harapan baru. Santunan ini bisa berupa uang tunai, pakaian, perlengkapan sekolah, atau kebutuhan lainnya.

3. Sedekah untuk Pendidikan Yatim

Pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan. Sayangnya, banyak anak yatim yang terhalang meraih pendidikan karena keterbatasan biaya.

Dengan bersedekah untuk program beasiswa pendidikan yatim, kamu bisa membantu mereka melanjutkan sekolah, mendapatkan perlengkapan belajar, dan mengejar cita-cita mereka. Ini adalah investasi jangka panjang yang pahalanya terus mengalir seiring ilmu yang mereka amalkan di masa depan.

4. Sedekah Al-Qur’an untuk TPQ

Sedekah Terbaik Bulan Ramadhan

Apa ada sedekah yang lebih indah daripada membantu menyebarkan kalam Allah? bisa bersedekah Al-Qur’an untuk Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang membutuhkan.Banyak TPQ yang kekurangan mushaf untuk para santri. Dengan menyumbangkan Al-Qur’an, Sobat turut berperan dalam mencetak generasi penghafal dan pecinta Al-Qur’an. Setiap ayat yang mereka baca akan menjadi pahala yang terus mengalir untuk Sobat, insyaAllah.

Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah ladang pahala yang luas. Setiap kebaikan yang Sobat lakukan akan dilipatgandakan, termasuk sedekah.

“Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)

Bayangkan, satu mushaf Al-Qur’an, satu paket buka puasa, atau satu beasiswa pendidikan bisa menjadi amal besar yang terus mengalirkan kebaikan.

Salurkan Sedekahmu Lewat Lembaga Terpercaya

Kalau kamu bingung harus menyalurkan sedekah ke mana, jangan khawatir Yayasan Komitmen Bersama siap menjadi jembatan kebaikanmu dengan bersedekah, seperti:

jangan tunda lagi untuk berbuat kebaikan. Ramadhan hanya datang setahun sekali, jadi mari manfaatkan setiap detiknya untuk memperbanyak amal. Semoga setiap sedekah yang Sobat berikan menjadi cahaya penerang hidup, menghapus dosa, dan menjadi penyelamat di akhirat kelak.

Bersedekah itu tidak mengurangi harta, justru membuka pintu-pintu rezeki yang lebih luas dan menghadirkan ketenangan hati.

Perintah Sholat 5 Waktu Dalam Peristiwa Isra Mi’raj

Perintah Sholat 5 Waktu Dalam Peristiwa Isra Mi’raj

Sebagai umat Muslim, kita pasti tahu bahwa sholat adalah ibadah yang sangat penting. Sholat tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, tahukah kamu bahwa perintah sholat yang kita laksanakan setiap hari, berasal dari sebuah peristiwa agung yang penuh hikmah, yaitu Isra Mi’raj? Salah satu peristiwa yang sangat bersejarah dalam perjalanan agama Islam adalah perintah sholat yang diberikan langsung oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Yuk kita pelajari lebih lanjut mengenai sejarah perintah sholat dalam isra mi’raj.

Isra Mi’raj: Perjalanan Luar Biasa Rasulullah SAW

Isra Mi’raj adalah perjalanan yang sangat istimewa yang dialami oleh Rasulullah SAW. Perjalanan ini terjadi pada malam 27 Rajab, sekitar 10 tahun setelah kerasulan Rasulullah, yaitu pada masa yang penuh dengan ujian dan kesedihan bagi beliau.

  • Isra: Isra adalah perjalanan malam Rasulullah dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, yang ditempuh dengan Buraq, sebuah kendaraan surgawi.
  • Mi’raj: Setelah tiba di Masjidil Aqsa, Rasulullah SAW kemudian diangkat ke langit, menuju Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang hanya bisa dijangkau oleh Nabi dan utusan Allah.

Baca Juga: Cara Menghapus Dosa Dengan Kafarat

Perintah Sholat Langsung dari Allah SWT

Salah satu bagian paling penting dalam Isra Mi’raj adalah saat Rasulullah SAW menerima perintah untuk melaksanakan sholat. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk menunaikan 50 waktu sholat dalam sehari. Namun, ketika Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa AS di langit, Nabi Musa menyarankan untuk kembali menghadap Allah dan meminta pengurangan, karena umat manusia akan kesulitan menjalankan perintah tersebut.

Rasulullah SAW pun kembali menghadap Allah SWT, dan Allah memberikan keringanan sehingga jumlah sholat menjadi lima waktu dalam sehari. Meski jumlahnya dikurangi, namun pahala yang diterima setara dengan 50 waktu sholat. Hal ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada umat-Nya.

Hadis yang meriwayatkan peristiwa ini dapat ditemukan dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

“Ketika aku sampai di Sidratul Muntaha, Allah mewajibkan kepadaku lima puluh sholat dalam sehari semalam. Aku kembali menemui Nabi Musa, maka dia berkata, ‘Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya. Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.'”

Hadis ini menggambarkan bagaimana perintah sholat diberikan dengan cara yang sangat istimewa, langsung oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya, dan bagaimana hikmah di balik keringanan yang diberikan setelah pertemuan dengan Nabi Musa.

Makna dan Hikmah Perintah Sholat

Perintah sholat dalam Isra Mi’raj bukan hanya tentang kewajiban ibadah, tetapi juga memiliki banyak hikmah yang sangat dalam. Berikut adalah beberapa makna dan hikmah yang bisa kita ambil:

  • Sholat adalah ibadah yang menjadi tiang agama, sebagai bentuk penghambaan dan ketaatan kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa sholat adalah landasan utama bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupan.

“Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.”— Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

  • Menghapus Dosa dan Menjaga Ketaqwaan

Sholat adalah sarana untuk membersihkan hati dan jiwa dari dosa. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Jika seorang hamba berwudu dengan benar dan mendirikan sholat lima waktu, maka sholat-sholat itu akan menghapuskan dosa-dosa yang dilakukannya.”— Hadis Riwayat Muslim

  • Berkah dalam Kehidupan

Sholat bukan hanya memberikan pahala, tetapi juga membawa keberkahan dalam hidup. Dengan melaksanakan sholat, kita akan merasakan ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam setiap kehidupannya.

Baca Juga: Sejarah Bulan Rajab Dalam Islam

Sejarah perintah sholat dalam Isra Mi’raj merupakan momen penting yang menegaskan kedudukan sholat sebagai ibadah utama dalam Islam. Melalui peristiwa ini, kita memperoleh perintah sholat yang menjadi ibadah pokok dalam kehidupan seorang Muslim. Sholat bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta menjadi pembersih hati dan jiwa.

Marilah kita menegakkan sholat dengan penuh keikhlasan dan khusyuk, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj. Sholat akan menjadi penolong di dunia dan akhirat, serta membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi umat Islam.

Sejarah Bulan Rajab Dalam Islam

Sejarah Bulan Rajab Dalam Islam

Bulan Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Sebagai salah satu dari empat bulan haram, Rajab menjadi waktu yang dimuliakan Allah SWT. Bulan ini disebut sebagai bulan penuh ampunan dan kebaikan, di mana umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan amal kebaikan.

Rajab berasal dari kata rajaba yang berarti menghormati atau memuliakan. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT untuk menghormati bulan-bulan haram, di mana umat Muslim dilarang melakukan dosa dan diimbau memperbanyak amal ibadah.

Sejarah dan Peristiwa Penting di Bulan Rajab

1. Ditetapkannya Bulan Rajab sebagai Bulan Haram – Sejak masa pra-Islam, bulan Rajab telah dikenal sebagai bulan yang dihormati. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan keberadaan bulan-bulan haram yang harus dijaga kehormatannya. Rajab termasuk dalam empat bulan tersebut, bersama Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Bulan-bulan haram memiliki nilai khusus, di mana pahala amal kebaikan dilipatgandakan dan dosa-dosa diperberat. Tradisi ini dilanjutkan dalam ajaran Islam, di mana Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk memperbanyak ibadah, seperti puasa sunnah dan sedekah, di bulan ini.

2. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW – Salah satu peristiwa paling bersejarah yang terjadi di bulan Rajab adalah Isra’ Mi’raj. Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam Islam, di mana Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT. Perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha, mengajarkan umat Muslim tentang kebesaran Allah SWT dan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir.

3. Perang Tabuk – Pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyah, Perang Tabuk menjadi ujian besar bagi umat Muslim. Perang ini terjadi di perbatasan Romawi, yang menunjukkan kekuatan dan keberanian umat Islam dalam membela agama. Rasulullah SAW memimpin langsung perang ini, memberikan teladan tentang pentingnya bersatu dalam menghadapi tantangan.

4. Pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin Al-Ayyubi – Pada 27 Rajab 583 H, Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari cengkeraman pasukan Salib. Pembebasan ini menjadi salah satu momen bersejarah yang menunjukkan perjuangan umat Islam dalam menjaga kesucian tempat ibadah mereka.

Cara Rasulullah Menyikapi Bulan Rajab

Rasulullah SAW menyikapi bulan Rajab dengan meningkatkan ibadah dan memperbanyak doa. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk memperbanyak amal sholeh, seperti puasa sunah, zikir, dan berdoa memohon ampunan serta rahmat Allah.

Sebagai umat muslim, kita diajak untuk memanfaatkan bulan Rajab sebagai waktu untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu bentuk amal yang dianjurkan adalah berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim.

Baca Juga: Pahala Berlipat Ganda Dibulan Rajab

Yayasan Komitmen Bersama mengajak sahabat-sahabat dermawan untuk meneladani Rasulullah dengan berbagi kebaikan di bulan Rajab ini. Mari kita perbanyak sedekah dan membantu mereka yang kurang beruntung, sehingga keberkahan bulan Rajab dapat dirasakan oleh semua.

  • Rekening Donasi: BSI 717 711 5309 atas nama Yayasan Komitmen Bersama.
  • Informasi Selengkapnya: Kunjungi website kami di ykbik.or.id.
Cara Menghapus Dosa Dengan Kafarat

Cara Menghapus Dosa Dengan Kafarat

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Dalam Islam, Allah SWT memberikan jalan untuk memperbaiki dan menebus kesalahan tersebut, salah satunya melalui kafarat. Kafarat tidak hanya membersihkan dosa, tetapi juga menjadi ladang kebaikan untuk membantu sesama. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari cara menghapus dosa dengan kafarat, jenis-jenisnya, tata cara pelaksanaannya, serta bagaimana menyalurkannya melalui Yayasan Komitmen Bersama (YKB) untuk dampak yang lebih luas.

Apa Itu Kafarat?

Kafarat berasal dari kata kafara yang berarti menutupi atau menghapus dosa. Dalam syariat islam kafarat adalah penebusan dosa atau pelanggaran tertentu kepada Allah. Kafarat juga bertujuan sebagai bentuk penyesalan dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan dimasa depan.

Kafarat memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia melalui amal kebaikan, seperti memberi makan fakir miskin, memerdekakan budak, atau berpuasa. Konsep ini memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Allah SWT berfirman:

“Maka kafaratnya adalah memberi makan sepuluh orang miskin dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak mampu, maka ia berpuasa selama tiga hari.(QS. Al-Maidah: 89)

Jenis-Jenis Kafarat

Baca juga: Perbanyak kebaikan, pahala berlipatganda di bulan rajab

  1. Berbagi Makan Sehat – Kafarat yang kamu berikan akan digunakan untuk menyediakan makanan sehat bagi anak-anak yatim, yang membutuhkan asupan gizi layak.
  2. Sembako untuk Dhuafa dan Lansia – Membantu keluarga dhuafa dan lansia yang hidup dalam keterbatasan ekonomi dengan memberikan paket sembako berisi kebutuhan pokok sehari-hari.
  3. Pakaian Sholat untuk Santri – Program ini mendukung para santri dengan menyediakan perlengkapan sholat, seperti sarung dan mukena untuk meningkatkan kenyamanan mereka dalam beribadah.
  4. Beasiswa Pendidikan Yatim – Menyalurkan kafarat untuk membantu anak yatim dan dhuafa dengan beasiswa pendidikan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak

Baca juga: Doa belum terkabul? Berikut manfaat sholat hajat

Ayo Salurkan Kafarat Sekarang Juga

Menghapus Dosa dengan Kafarat
  • Rekening Donasi: BSI 717 711 5309 atas nama Yayasan Komitmen Bersama.
  • Informasi Selengkapnya: Kunjungi website kami di ykbik.or.id.

Menghapus dosa dengan kafarat adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang ingin bertaubat dan memperbaiki diri. Dengan melaksanakannya, tidak hanya membersihkan diri dari dosa tetapi juga memberikan manfaat kepada orang lain. Mari jadikan kafarat sebagai jalan menuju penghapusan dosa dan ladang pahala.

Perbanyak Kebaikan, Pahala Berlipat Ganda di Bulan Rajab

Perbanyak Kebaikan, Pahala Berlipat Ganda di Bulan Rajab

Bulan Rajab telah tiba, bulan penuh keberkahan yang menjadi kesempatan emas bagi umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam, bulan Rajab menjadi momen istimewa untuk meraih pahala berlipat ganda. Di sisi lain, dosa yang dilakukan di bulan ini juga dilipatgandakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan bulan mulia ini dengan perbanyak kebaikan di bulan rajab.

Keutamaan Bulan Rajab

  • Salah Satu Bulan Haram (Bulan Suci Dalam Islam) – Bulan Rajab adalah bulan yang dijaga kehormatannya oleh Allah SWT. Dalam QS. At-Taubah: 36 disebutkan bahwa bulan haram memiliki keistimewaan karena amal baik maupun buruk yang dilakukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibanding bulan lainnya.

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam kitab Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada empat bulan haram.”

  • Pahala Berlipat Ganda – Segala kebaikan yang dilakukan di bulan Rajab akan dilipatgandakan pahalanya. Inilah momen terbaik untuk memperbanyak amal, seperti berpuasa, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan membantu sesama.
  • Dosa yang Dilipatgandakan – Selain pahala, perbuatan maksiat di bulan ini juga memiliki dampak dosa yang berlipat ganda. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berhati-hati dan menjaga diri dari perbuatan yang dilarang Allah SWT.

Baca Juga: Benarkah Doa Anak Yatim Cepat Dikabulkan?

Perbanyak Amal Kebaikan di Bulan Rajab

Bulan Rajab memberikan peluang besar untuk memperbanyak amal kebaikan. Berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan:

  1. Memperbanyak Ibadah – Lakukan shalat sunnah seperti tahajud, dhuha, dan rawatib. Selain itu, puasa sunnah di bulan Rajab juga sangat dianjurkan untuk menambah pahala.
  2. Bersedekah dan Berbagi – Membantu sesama adalah salah satu amalan terbaik di bulan Rajab. Yayasan Komitmen Bersama (YKB) memberikan kesempatan kepada para dermawan untuk menyalurkan sedekah kepada anak yatim, fakir miskin, dan mereka yang membutuhkan.
  3. Puasa Sunnah di Bulan Rajab – Salah satu amalan utama yang dianjurkan di bulan Rajab adalah puasa sunnah. Setiap amalan ibadah di bulan Rajab dihitung lebih besar pahalanya, termasuk puasa sunnah.

Bulan Rajab adalah bulan penuh berkah untuk meningkatkan amal kebaikan. Puasa sunnah, sedekah, dan berbagai amal ibadah lainnya menjadi jalan untuk meraih pahala berlipat ganda. Bersama Yayasan Komitmen Bersama, Anda bisa menyalurkan kebaikan kepada sesama sekaligus meraih keberkahan di bulan mulia ini.

Baca Juga: Keutamaan Membaca Surat Al-kahfi di Hari Jumat

Yuk, Berbuat Kebaikan di Bulan Rajab Bareng YKB

Bulan Rajab adalah waktu yang istimewa untuk memperbanyak kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari manfaatkan kesempatan ini untuk berbagi kebahagiaan bersama Yayasan Komitmen Bersama (YKB).

Ayo mulai berbuat kebaikan sekarang, Donasi Anda adalah harapan mereka. Salurkan kebaikan melalui: Rekening BSI: 717 711 5309 Atau kunjungi website kami di ykbik.or.id

Apa Itu Bedanya Wakaf dengan Sedekah?

Apa Itu Bedanya Wakaf dengan Sedekah?

Berbuat kebaikan itu nggak cuma bikin hati tenang, tapi juga jadi jalan buat mendekatkan diri ke Allah. Dalam Islam, ada banyak cara buat beramal, dan dua yang paling sering kita dengar adalah wakaf dan sedekah. Tapi, apa sih sebenarnya perbedaan antara keduanya? Yuk, simak sampai habis biar makin paham tentang bedanya wakaf dengan sedekah dan bisa memilih amal yang tepat sesuai niat hati.

Apa Itu Wakaf?

Wakaf berasal dari kata “waqafa” yang artinya menahan atau menghentikan. Secara sederhana, wakaf adalah memberikan harta benda supaya manfaatnya bisa dirasakan banyak orang dalam jangka panjang. Harta yang diwakafkan nggak bisa dijual atau diwariskan, karena tujuannya untuk kepentingan umat.

Contoh Harta yang Bisa Diwakafkan:

  • Harta tidak bergerak: Seperti tanah atau bangunan.
  • Harta bergerak: Uang, aset produktif, atau bahkan saham.

Manfaat Wakaf:

  • Pahala yang tidak terputus: Selama harta yang diwakafkan masih bermanfaat, pahala terus mengalir, meski yang mewakafkan sudah meninggal dunia.
  • Bisa membantu banyak orang: Contohnya, wakaf tanah untuk bangun masjid, rumah sakit, atau sekolah.

Apa Itu Sedekah?

Sedekah berasal dari kata “shidq,” yang artinya kebenaran. Dalam praktiknya, sedekah adalah pemberian yang dilakukan secara sukarela, nggak cuma berupa uang atau barang, tapi juga hal-hal kecil seperti senyuman atau membantu orang lain.

Manfaat Sedekah:

  • Mendekatkan diri kepada Allah: Sedekah bikin kita lebih bersyukur atas nikmat yang sudah diterima.
  • Meringankan beban orang lain: Kalau melihat orang yang lagi kesusahan, sedekah bisa jadi cara cepat buat membantu.

Baca juga: Apa itu zakat penghasilan, wajibkah menunaikannya?

Bedanya Wakaf Dengan Sedekah

AspekWakafSedekah
DefinisiPenyerahan harta untuk manfaat jangka panjangPemberian sukarela tanpa batasan tertentu
HartaBiasanya berupa aset tetap atau produktifBisa apa saja: uang, barang, atau bahkan tenaga
TujuanUntuk kepentingan umum yang lebih luasBisa Membantu individu atau kelompok atau lembaga tertentu
PahalaUntuk kepentingan Berkelanjutan selama harta masih dimanfaatkanPahala diterima langsung saat kita bersedekah

Kapan Waktunya Berwakaf atau Bersedekah?

  • Wakaf: Bisa dilakukan kalau punya aset yang bisa dimanfaatkan dalam jangka panjang, seperti tanah atau uang yang diinvestasikan untuk komunitas.
  • Sedekah: Bisa dilakukan kapan saja, seperti membantu orang lain, bahkan hal kecil seperti memberi senyuman juga termasuk sedekah

Wakaf dan sedekah sama-sama penting dan punya tempatnya masing-masing dalam Islam. Wakaf lebih fokus ke manfaat jangka panjang yang terus memberikan kebaikan, sedangkan sedekah lebih fleksibel dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan dengan hal-hal sederhana.

Apapun bentuknya, beramal itu bukan cuma tentang memberi, tapi juga soal menyebarkan kebaikan ke sekitarmu.

Baca juga: Bersedekah tidak membuatmu miskin

Yuk, Beramal di Yayasan Komitmen Bersama

bedanya wakaf dengan sedekah

Kalau mau mulai wakaf atau sedekah tapi bingung gimana caranya, coba deh donasi lewat Yayasan Komitmen Bersama. Ada banyak program berbagi, dari membantu beasiswa anak yatim, sedekah alquran untuk santri dan masih banyak lainnya. Kamu bisa ikut berkontribusi dengan transfer ke Rekening BSI: 717 711 5309 atau cek program-program lainnya di ykbik.or.id. Setiap donasi yang kamu berikan akan jadi harapan besar buat mereka yang membutuhkan.

Home

Laporan

Donasi

Blog

Chat